(PeTaPa) Pelan Tapi Pasti

Hahahaha



Ketawa dulu ahh.
 
    Yahh...ketawa lepas nan bahagia setelah mendapat gelar S.H. pada tanggal 16 Agustus 2018. Kata orang sih telat ya, tapi saya tidak menampiknya; kan saya yang menjalaninya. Mereka pikir kuliah itu gampang-gampang saja. Saya saja ngos-ngosan selama menjalani masa kuliah. Bumbunya ada-ada saja. Dari kena marah dari my beloved parents, hinaan neighbours sewot, sindiran teman seperjuangan dari SD hingga yang usil, mantan boyfriends rese, kecemasan my big family di desa, adanya kiriman teluh (percaya aja guys karena mereka memang ada hingga telat gini hihihi *merasa kecewa*).
     Dulu sewaktu masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, saya iri melihat kakak-kakak tetangga yang setiap hari pergi ke kampus. Modal buku 2 buah, 1 pena, 1 binder, dengan ponsel di tangan. Padahal saya waktu itu tidak diijinkan sama sekali membawa ponsel ke sekolah. Karena pernah disita guru, hihihi. Betapa bandelnya. Saya pernah bertanya ke mereka kakak-kakak tetangga akan enak tidaknya berkuliah. Lantas, jawaban mereka ialah sangat enak. Wah, saya penasaran sekali sampai maunya cepat-cepat masuk kuliah.
   
   Tibalah saatnya pada tahun 2013, saya pun lulus tes dan akhirnya diterima pada Yayasan Perguruan Tinggi Universitas Flores, tepatnya pada Kabupaten Ende. Sebenarnya saya masuk pada tahun 2012, hanya karena ada satu dan lain hal akhirnya saya menunggu sampai tahun 2013. Tak apalah, intinya kuliah, pikir saya kan masih banyak saudara kita di luar sana yang membutuhkan pendidikan. 

     Selama berkuliah dari semester 1-8, tidak ada halangan sama sekali.  IPK selalu bagus, meskipun turun naik gunung ya, hihihi. Namun, pada saat penghabisan semester 8 itu mulai bermunculan masalah dan prahara aneh yang merasuki kehidupan saya dan skripsi saya pun terkena imbasnya.  Huhhfftttt, capek saya kalau ingat itu lagi. Banyak stresnya. Dua orang teman kos saya pun nasibnya sama seperti saya. Salah satunya Vina, tuh fotonya di atas. Kadang kalau kami berdua duduk ngeteh sore, selalu tertawa sendiri dan bertanya-tanya kenapa harus begini. 

     Wah rupanya si Vina juga stres, hehehe. Lalu saya sok nasehatin dia, sudahlah biarlah berlalu. Toh, kita sudah diberikan gelar alias Yudicium, buat apa dipikirkan karena hanya membuat stres. Bisa-bisa muka kita jadi ketuaan walaupun umur kita masih belia. Bicara soal kuliah, tak sedap rasanya kalau tidak membahas soal kejar dosen. Ini dia bagian yang paling ekstrim. Judul skripsi sudah disetujui alias di-acc oleh dosen pembimbing, ya jangan dulu senang. Garapnya ini yang susah setengah mampus. Belum lagi kalau tunggu Mereka di kampus, baik kalau datang. Kalau tak, maka pulanglah anda dalam damai. Kadang cari sampai ke rumah, eh malah diusir. Katanya tidak diterima kalau konsultasi di rumah. Buuuussyyyeeettttt, apa-apaan sih. Saya sempat berpikir, wah Mereka ini seperti raja, bahkan dewa. Kitalah yang mencari Mereka karena kita memang membutuhkan mereka dan nasib kita ada di tangan mereka.

      So, kegiatan kejar mengejar pun terus dilakukan demi mendapatkan tanda tangan dari "dewa" tadi. Yang pertama sudah pasti tanda tangan untuk persetujuan seminar judul dan hasil proposal pra penelitian. Alamaakkk, tibalah saatnya hari ujian proposal saya. Keringat dingin mulai berkucuran. Yah, 1 jam saja saya bergulat di dalam ruangan melawan dan menangkis serangan pertanyaan dari dosen penguji yang begitu banyak. Namun syukur puji Tuhan, kata LULUS saya dapatkan. Tapi, hampir menangis saat itu,.hehehe memang hati kayu ya bukan hati batu. 

      Setelah itu, jangan dulu berpikir usai. Proses kejar mengejar dosen pun masih giat dilakukan karena ini sudah masuk pada tahap penelitian alias segera menyusun habis ludes skripsi. Hhuuuhhffttt, berasa capeknya. Keringat kucuran, uang ludes, pikiran stres, alhasil wajahpun kuyu, badan pun mengurus seperti mama-mama anak lima. Bagaimana tidak mengurus badan ini, dosen pembimbing menahan skripsi saya. Dicoret bolak-balik tanpa rasa kasihan sedikit pun dengan saya. Mereka tidak pikir saya nanti makan apa sehari-hari kalau uang sudah habis menabung di toko kertas. 

      Tetapi, saya tidak menyerah begitu saja. Akhirnya dengan modal doa yang tekun, percaya nenek moyang pun membantu saya, tekad yang kuat meski ada saja yang menghadang, saya bisa menghadapi semua itu. Saya bisa mengakhiri kegiatan kejar mengejar "dewa'. Saya bisa menghemat uang kiriman my beloved parents. Saya tidak lagi perlu " memanggil" nenek moyang saya. Saya tidak lagi menyusahkan teman-teman saya dalam hal meminjam uang dan hamba antar jemput saya (*ngakak panjat pohon*). Saya tidak lagi cengeng sama pacar. Saya tidak lagi menangis sama encim Tuteh Pharmantara yang notabene hatinya buuaaaeeekkk bagaikan malaekat (umur panjang, cim). Saya tidak lagi menyusahkan Oma tercinta Regina Bata yang wajahnya setiap hari memancarkan sinar kasih kepada siapa saja, dengan tidak lagi cengengesan manja minta didoakan skripsinya. Saya bisa meyakinkan my beloved parents, big family, and boyfriend, bahwa saya bisa melewati itu semua. 

        Ya, saya buktikan pada dunia bahwa saya bisa melewati itu semua; tentunya ada campur tangan Tuhan di dalamnya. Walaupun selama 5 tahun, saya bisa menggapai gelar S.H. di hari Kamis, 16 Agustus 2018.
Cemoohan orang yang tidak suka pada saya, sindiran mereka saya jadikan cambuk untuk terus maju. Pikir saya simpel saja, orang lain bisa kok mengapa saya tak bisa. Makan nasi sama semua. Lauk yang sama. Hanya mungkin saya kurang minum susu kali yeee makanya lama begini. Ah sudahlah, memangnya mereka yang kuliah tamat pas 4 tahun langsung punya pekerjaan. Alah, siapa tahu saja saya tamat dari Uniflor langsung jadi Hakim. Preeeettt. 

 By the way, 


Terima kasih Tuhanku
Terima kasih keluarga besarku
Terima kasih orang tuaku
Terima kasih kakak dan adikku semuanya
Terima kasih dosen-dosen Fakultas Hukum Universitas Flores
Terima kasih teman-teman seperjuangan, i love you all so full, terima kasih sudah berbagi rasa suka dan duka dalam masa berkuliah, saya tidak akan pernah melupakan kalian satu per satu, baik yang menjengkelkan maupun yang menyenangkan.

Nano-Nano ya, rame rasanya.

Lima tahun sudah diriku berkelana di tanah orang. Pengalaman begitu banyak. Saya akan ingat selalu kota Ende. Kota yang sarat akan "rasa".

         Thank's God......5 tahun pun akan segera berakhir dan saya siap memasuki dunia kerja.

Meskipun Pelan jalannya, Tapi Pasti langkahnya.....

Komentar