Sanam Teri Kasam



"Ada dua hal yang tidak  bisa aku lakukan. Yakni hidup tanpa bernafas dan bernafas tanpa dirimu."


"Tisu... Tisu.. Mana tisuuu..cepaaaaat, mau nangis nih, arrgghhhh..".

Hehehehe, film India yang satu ini sukses membuat penonton termehek-mehek. Apalagi gua. Eh, salah. Apalagi saya. Ups. Hihihi.

Hari ini kegiatannya me-review filem favorit saya, yang gak bosan-bosannya saya tonton.
Filem ini berjudul Sanam Teri Kasam yang dirilis di Indonesia pada tanggal 5 Februari 2016. Qiqiqiqi,  sudah dua tahun yang lalu. Tapi tak apalah, saya ajak flashback. Ngomong-ngomong, arti dari Sanam Teri Kasam sendiri ialah aku bersumpah atas namamu, kekasihku. *megap-megap so sweet*

Filem ini berkisah tentang seorang ayah berwatak keras yang terus mencari jodoh untuk putri pertamanya. Sebab, putri keduanya tak bisa menikah, jika putri pertamanya belum nenemukan pasangan hidup. Hari demi hari pun berlalu. Putri pertamanya ditimpa kemalangan. Ia diusir oleh ayahnya. Oleh karena itu, ia pun tinggal bersama laki-laki yang baru dikenalnya saat itu (saat hari ia diusir). Hingga akhirnya mereka jatuh cinta satu sama lain. Namun apalah daya, takdir berkata lain. 

Saraswati 'Saru' Phartasarty (Mawra Hocane), ialah nama putri pertama tadi. Keluarganya terus saja mencarikan ia jodoh, sebab adiknya Kavery hendak menikah. Dalam adat keluarga mereka, pantang jika adiknya menikah terlebih dahulu. Sementara itu, Kavery telah mempunyai kekasih. Ia pun stres dan kesal sama kakaknya, karena belum mempunyai kekasih yang bisa diajak menikah. Mana mungkin ia mau melanggar kakaknya. 
Huuuhhffttt.. Ada-ada saja ya si Kavery. Mepet mau kawin. Wkwkwkwkwkwk.
Tapi, bagaimana para pria mau mendekat sama Saru, kalau penampilannya kayak Betty la Fea. Uhhh, dijamin para pria yang melihatnya pun jadi ogah deh. Rambut kriwil dikepang dua, kacamata tancap terus, tidak modis, selalu tunduk kalau jalan, tak ada teman, selalu menyendiri. Wahhh, mana ada cowok mau mendekat ya. 

Permasalahan pun mulai muncul, kala Kavery bertengkar sama kekasihnya. Kavery diancam akan ditinggalkan kalau kelamaan menikah. Hal itu membuat Saru tertekan. Dia pun kasihan sama adiknya. Alhasil, Saru berhasil menemukan siapa orang yang bisa mengubah penampilannya. Ia membaca majalah wanita, dan melihat wajah seorang  model perempuan yang tidak asing baginya. Model tersebut ialah pacar dari seorang laki-laki bernama Inder (Harshvardaan Rane) yang kebetulan tinggal satu apartemen dengannya. 

Akhirnya, ia pun bangun pagi-pagi sekali untuk ke kamar Inder. Sesampainya disana, ia mengutarakan maksud kedatangannya. Namun, beberapa menit kemudian model perempuan tadi datang dengan kondisi mabuk ingin bertemu Inder. Ia membawa botol minuman keras. Ia menduga bahwa Inder berselingkuh darinya. Oleh sebab itu, ia melempar mereka berdua dengan botol minuman keras tadi. Untung saja tidak mengenai Saru, karena Inder dengan sigap melindunginya sehingga badannya terluka kena pecahan botol.
Ohhh.. Inder yang malang. Hikss. *titik air mata jatuh*


Melihat badan Inder terluka, mereka pun segera pergi ke apotik untuk membeli obat-obatan seadanya. Sesampainya di kamar Inder, Saru lekas membalut luka Inder. Mereka tak menyadari bahwa ada penjaga yang sedari tadi mengamati mereka pergi dan pulang kembali ke kamar Inder. Para penjaga tersebut segera melapor kepada ayah Saru, karena menduga Saru dan Inder berbuat sesuatu yang tidak-tidak. 

Dua puluh menit kemudian, ayah Saru pun mendatangi kamar Inder dan menghajarnya. Meski Saru telah membela diri tetap saja ia dikatai anak kurang ajar oleh ayahnya. Maka ia pun diusir oleh ayahnya. Ia tidak dianggap sebagai anak lagi, dan diperintahkan agar tidak boleh kembali lagi ke rumah mereka. Saru pun hanya bisa menangis di pelukan Inder. 
Hiks. Hiks. Sampai disini saja saya langsung menangis. Tak kuat aku. *lebay*

Syukurlah Inder mempunyai dana lebih, untuk membeli sebuah rumah sederhana untuk ditempati oleh mereka. Wah bahagianya. 
Sejenak kebahagiaan pun menyelimuti mereka. Terlihat pada video lagu Tu Keech Meri Photo, tingkah Saru yang konyol. Hehehe. Hingga suatu hari, Inder membawa Saru kepada temannya (Mustakeen Bhai) yang kebetulan mempunyai salon kecantikan besar. Qiqiqiqi bukan Mustaqeem Redu ya.
Ia menyuruh temannya itu untuk me-make over Saru. Terlihat dalam video Ek Number, Saru disulap menjadi cantik seketika oleh Mustakeen Bhai. Inder pun terpana melihatnya dan mengatakan kalau Saru cantik. Aw.. Aw.

Tengkiuuuuu Mustakeen Bhai.

Mereka pun pulang. Ehh, maksudnya pulang ke rumah Saru untuk memberitahu ayahnya kalau ia sudah cantik sekarang. Ia juga tak lupa memakai saree pemberian Inder agar kelihatan lebih menawan.

Ketika sampai di rumah, ia kaget melihat ayahnya telah melakukan ritual mendoakan kematian dirinya. Sungguh tega ayahnya melakukan itu. Ia pun menangis sejadi-jadinya. Ia tak mau pulang ke rumahnya lagi.
Ritual semacam itu, hanya dikhususkan untuk orang yang telah meninggal dunia saja. Sedangkan Saru masih hidup. Ohh, betapa dendam ayahnya sampai melakukan ritual itu.
Di daerah kami Flores, sungguh tak dizinkan untuk melakukan ritual tersebut ketika orang yang didoakan masih hidup. Itu sama saja mendoakan agar orang tersebut mati/meninggal dunia.
Nah ayahnya Saru ini ketahuan sangat pendendam sehingga ia dengan tega melakukan ritual tersebut. Ia menganggap anaknya telah tiada. Sehingga ia menggelar ritual tersebut. Padahal ayahnya seorang yang taat dalam aturan adat. Ohh, gelap mata, gelap hati.

Waktu terus berlalu, hingga pada hari dimana Inder dan Saru akan mengucapkan janji nikah; ketika pengalungan bunga telah dilakukan, dan tiba giliran Saru akan menandatangani buku nikah mereka, ia pun pingsan tak sadarkan diri.
Inder pun kalang kabut. Dengan penuh tangis, ia membawa istrinya ke Rumah Sakit. Dan berdasarkan diagnosa dokter, Saru menderita penyakit kanker otak stadium akhir. Sontak, Inder lemas terkulai di kursinya. "Ya Tuhan, jangan Kau ambil istriku". Teriaknya dalam hati.

Kabar Saru berada di Rumah Sakit pun didengar oleh orang tua Saru, lalu mereka pun mengunjunginya ke Rumah Sakit. Ayahnya meminta maaf padanya, namun Saru telah kebih dahulu memaafkannya. Saru hanya ingin ayahnya merestui pernikahannya dengan Inder sebelum ia menghembuskan nafas terakhir. Kini, hanya ada derai air mata penyesalan seorang ayah.

Yup.
Saya pun tambah peluk bantal dan menangis sampai malam. Makanan pun saya tak berani sentuh. Saking sedihnya filem ini.

Untuk sinopsis lengkapnya, kalian bisa baca disini ya.

Btw, nih ada sedikit notes yang saya rangkum setelah menonton ulang filem ini:
  1. Inder, seorang pria yang tetap mencintai Saru dengan tulus, meski Saru positif mengidap penyakit kanker otak.
  2. Adegan Inder mengancam ayah Saru, ketika ayah Saru ingin mengalungi ulang foto Saru yang terpampang di dinding rumah mereka. Inder menodongkan pistol ke arah ayah Saru, dan mengucapkan "Jika kau mengalunginya lagi, maka anakmu akan mati. Jika terjadi apa-apa padanya, kubunuh kau". Wow, That's the hero???.
  3. Adegan Inder di stasiun kereta api sewaktu ia menarik tangan Saru ketika membantunya duduk (pada video lagu To Keech Meri Photo). Pada saat itu, Saru sedang tiduran di pinggir jalur kereta api, namun  ia agak jauh dari garis pembatas penumpang. Taraaaaa.... Ketika Inder menarik tangannya, ia sudah berada di garis pembatas penumpang. Ajibbbb. 
Buat yang lagi galau, coba deh nonton Sanam Teri Kasam. Dijamin hilang deh galaunya. Hihihi.
Oh iya, si cantik film baru Mawra Hocane juga telah dirilis lho. Judulnya Jawani Phir Nahi Ani 2. Tak sabar lagi pingin lihat aktingnya Mawra. Soalnya apik buangget.



Namastee.

Komentar

Posting Komentar